Share
Daniel Mananta : Cinta Tanah Air yang Nyata Dengan Berkarya, Kontribusi untuk Bangun Negara
Annisa Laksmi
12 September 2025

Masa depan Indonesia bergantung pada mereka yang bersedia menghargai, berkarya, dan hidup dengan tujuan. Dalam podcast The Lounge di HighEnd yang dipandu oleh Rosaline Hioe, Daniel Mananta membahas topik yang dekat di hatinya: nasionalisme dan identitas.


Kepiawaian Daniel Mananta mencakup dunia entertainment dan bisnis, namun di dalam hatinya, ia senantiasa mencari cara untuk memberi makna. Berkarier sebagai aktor, presenter, VJ, pembawa acara podcast YouTube-nya sendiri ‘Daniel Tetangga Kamu’, pendiri merek pakaian kontemporer Damn I Love Indonesia dan salah satu pendiri aplikasi manajemen keuangan Finetiks, pertanyaan yang selalu muncul di benaknya adalah: bagaimana ia bisa mengabdi untuk sesuatu yang lebih mulia?

Keyakinan ini menginspirasinya untuk meluncurkan Damn! I Love Indonesia pada tahun 2008, sebuah merek pakaian yang memadukan patriotisme dengan gaya modern. Merek ini tidak hanya menjual pakaian, tetapi juga bercerita. Dari design Kartini yang terinspirasi Warhol hingga streetwear yang memadukan kebanggaan nasional, desain-desain Damn! I Love Indonesia mengubah sejarah menjadi sesuatu yang dapat dikenakan dengan bangga oleh anak muda Indonesia. “Dengan Damn! I Love Indonesia, saya ingin mendedikasikan kembali apa yang diperjuangkan para pahlawan kita. Ini tentang mengingatkan generasi muda bahwa kemerdekaan itu tak ternilai harganya,” ungkapnya. “Kami membuat budaya Indonesia keren kembali, melalui crossover dan kolaborasi dengan gaya anak muda. Orang-orang melihat desainnya dan berkata, 'Ya, ini ada Indonesia, tapi mengapa terasa begitu modern?’,” ujarnya. “Ketika kami merilis koleksi Damn! I Love Indonesia yang pertama, people love it. Saya ingin anak muda Indonesia memiliki wadah untuk mencintai budaya mereka dengan cara yang modern, bukan kuno.”


Masih dalam semangat Hari Kemerdekaan, Daniel kembali merenungkan arti kemerdekaan yang lebih dari sekadar parade atau lomba tujuhbelasan. Baginya, momen ini adalah tentang warisan yang harus dihormati dalam cara seseorang hidup, berkarya, dan berkontribusi. “Butuh banyak banget pengorbanan darah, keringat, dan jiwa untuk memenangkan kemerdekaan kita. Para pahlawan kita memiliki visi bahwa anak cucu mereka suatu hari nanti akan hidup di Indonesia yang merdeka. Namun hari ini, beberapa dari keturunan mereka berkata, ‘Mengapa Indonesia seperti ini? Saya lebih suka pergi saja.’ Sepertinya pengorbanannya tidak dihargai oleh generasi-generasi berikutnya,” ucapnya.

Filosofi ini membentuk cara pandangnya terhadap tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia. “Stop consuming, start creating. Dengan semua informasi yang Anda punya, mulailah berkarya,” desaknya. “Jika ada yang Anda ingin karyakan untuk kemajuan Indonesia, ada yang ada keluhkan, mungkin itu memang bagian Anda untuk melakukan sesuatu untuk mengatasi keluhan Anda dan orang lain,”ajaknya.

Bagi Daniel, rasa cinta tanah air juga harus diimbangi dengan pengetahuan dan niat yang benar. Ia menekankan pentingnya anak muda yang belajar di luar negeri kembali untuk berkontribusi. “Ya, pergilah ke luar negeri untuk memperluas wawasan, tetapi motivasinya bukan untuk kabur kan? Jika Anda pergi hanya untuk 'melarikan diri', dan hati Anda dipenuhi kebencian, kekecewaan, atau ketakutan, hasilnya akan negatif. Tetapi jika Anda pergi dengan cinta, berkata pada diri sendiri, 'Saya akan pergi ke luar negeri sekarang karena suatu hari nanti saya akan kembali untuk membantu membangun negara yang saya cintai,' maka perjalanan Anda memiliki tujuan yang nyata.”