Dapat dikatakan bahwa di bawah gubahan Riccardo Tisci, brand kebanggaan Britania Raya, Burberry, mengalami kebangkitan pesat yang tak diperhitungkan siapapun.
Semenjak menduduki kursi sebagai Direktur Kreatif di pertengahan tahun 2018, Riccardo Tisci telah membawa begitu banyak perubahan bagi label yang terkenal akan trench coat dan motif kotak-kotaknya tersebut. Ia bekerja sama dengan Vivienne Westwood, mengubah logo Burberry menjadi lebih minimalis dan modern—ia bahkan ‘nekat’ memperbarui monogram Burberry menjadi lebih muda dan berani.
ATAS: Perbedaan logo lama dan baru Burberry, BAWAH: Monogram buah karya Riccardo Tisci dan Direktur Artistik, Peter Saville
Ia tak berhenti sampai di situ. Dengan desain yang lebih hidup dan membawa Gigi Hadid sebagai model koleksi monogram yang ia rilis beberapa bulan silam, Riccardo Tisci mencetak nama Burberry dengan huruf kapital, terutama di Tiongkok. Disebutkan oleh The Guardian bahwa pembeli Burberry kini didominasi usia muda, terutama di Tiongkok.
Koleksi monogram ini sukses menggaet segala umur dan tanpa memandang gender, mengingat koleksinya yang didesain seluwes mungkin; mulai dari topi, t-shirt, tas travel, ransel, bomber jacket, hingga syal dan sepatu berhak tinggi yang dihiasi inisial ‘T’ dan ‘B’ (diambil dari Thomas Burberry). Beberapa selebritis seperti Tom Hardy, Rihanna, dan Kendall Jenner tampak menggemari koleksi ini.
Koleksi Burberry Monogram yang digilai pecinta mode di seluruh dunia
Tak pelak, nilai saham Burberry melambung hingga 14%, membuatnya brand dengan nilai tumbuh terbesar di FTSE 100. Dengan nilai pasar mencapai £9.4bn, Burberry berhasil menambah £1 miliar dari nilai pasar sebelumnya hanya dengan koleksi monogram yang diwajahi oleh Gigi Hadid tersebut. Chief Executive dari Burberry, Marco Gobbetti, memuji Riccardo Tisci atas buah karya ini. “Koleksi terbaru kami selalu mencapai pertumbuhan sebesar dua digit di berbagai regional, melebihi apa yang kami capai sebelumnya.”
Riccardo Tisci, Direktur Kreatif dari Burberry yang pernah memimpin Givenchy dengan tangan dinginnya
Meski demikian, Burberry berencana untuk menutup 38 toko di seluruh dunia—nyaris 10% dari total toko yang ia miliki. Strategi ini dijalankan untuk memperketat distribusi produk, terutama tas mewah dan trench coat andalan mereka, di pasar yang dianggap tidak memenuhi standar kelas luxury. Dibanding memperbanyak akses pada pasar, Burberry memilih untuk berinvestasi dengan flagship stores yang dipusatkan di lokasi-lokasi strategis.
FOTO Burberry