Staying healthy never goes out of style.
1. Tren baru di TikTok dan Instagram
Tiba-tiba serat jadi bintang utama di media sosial. Istilah fibermaxxing muncul sebagai ajakan untuk memenuhi bahkan melebihi kebutuhan serat harian. Fibermaxxing bukanlah sebuah istilah medis, namun konsepnya muncul dari rekomendasi kesehatan resmi. Menurut Sara K. Riehm, RD (disadur dari Women’s Health), ini soal memaksimalkan serat lewat makanan sehari-hari hingga suplemen, dengan target 25–38 gram untuk orang dewasa.
2. Kenapa tren ini menjadi viral?
Jawabannya simpel: hanya 5 persen orang yang cukup makan serat. Padahal serat adalah super nutrisi yang bisa menurunkan kolesterol, menstabilkan gula darah, membantu berat badan tetap terkendali, hingga menjaga flora usus. Serat bahkan disebut sebagai “nutrisi yang bisa memperpanjang hidup.”
3. Konsumsi serat dinaikkan secara perlahan
Kalau biasanya jarang makan serat, jangan tergesa-gesa. Dilansir dari portal berita ABC News, ahli gizi Steph Grasso menyarankan mulai dari 5 gram per hari, lalu naik ke 10 gram minggu berikutnya, dan tambah 5 gram setiap minggu sesuai toleransi. Kuncinya: bertahap dan jangan lupa minum cukup air. Tanpa air, serat justru bisa bikin konstipasi.
4. Sumber serat terbaik
Kacang-kacangan merupakan juara dalam hal sumber serat. Satu cangkir saja dapat memberi 6–8 gram serat. Whole grains seperti oats, quinoa, dan barley juga sangat direkomendasikan. Sebagai contoh: kebutuhan serat harian orang dewasa kira-kira setara 7 apel atau 11 pisang, tapi tentu lebih sehat kalau sumbernya bervariasi dari kacang polong, kacang-kacangan, sampai sayuran hijau.
5. Cara praktis sehari-hari
Mau mulai pagi dengan serat ekstra? Campurkan chia seeds dan buah ke dalam oatmeal, sekali makan bisa sampai 20 gram serat. Tambah dua hingga tiga genggam sayuran di piringmu untuk tambahan 8 gram lagi. Dengan sedikit kreativitas, fibermaxxing bukan sekadar tren TikTok, tapi bisa jadi kebiasaan kecil yang berdampak besar untuk kesehatan jangka panjang.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis profesional. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis sebelum mengubah pola makan Anda.