Dunia adalah tempat di mana bakat tidak mengenal batasan, dan Putri Ariani menjadi contoh cemerlang sebagai individu yang meruntuhkan stereotip sambil menguasai dunia musik.
Pada usia 17 tahun, musisi, penyanyi, dan penulis lagu berbakat ini telah mencapai prestasi yang hanya menjadi mimpi bagi banyak orang. Dalam wawancara eksklusif dengan HighEnd Magazine, Putri Ariani berbagi perjalanan luar biasanya dari awal karir musiknya hingga panggung besar Indonesia's Got Talent dan America's Got Talent.
Sejak usia 2 tahun, cinta Putri pada musik sudah jelas terlihat. Pada usia 7 tahun, ia membuat deklarasi kepada orangtuanya, mengungkapkan keinginannya untuk tampil di televisi. Pernyataan ini menjadi kenyataan pada tahun 2014 ketika ia bergabung sebagai kontestan Indonesia's Got Talent, menandai debut televisinya.
Motivasinya jelas–meskipun ia tidak dapat melihat, ia ingin dilihat dan didengar oleh banyak orang. Rupanya usaha Putri membuahkan hasil sebab ia muncul sebagai juara Indonesia's Got Talent, pencapaian luar biasa untuk awal karirnya.
Namun, setelah kesuksesan awal ini, Putri memutuskan untuk mengambil jeda dua tahun untuk fokus pada pendidikannya. Pada tahun 2017, ia muncul kembali di media sosial, mengingatkan dunia bahwa Putri Ariani masih ada. Ia mulai membangun kehadiran digitalnya karena pada tahun 2014, ia hanya mengandalkan suara dan dukungan masyarakat Indonesia tanpa bantuan media sosial.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Putri di awal karirnya adalah dilihat hanya sebagai seorang tunanetra, bukan sebagai musisi. Ia mendambakan agar bakatnya diakui di atas segalanya, membebaskan diri dari batasan stereotip.
Partisipasinya dalam America's Got Talent menjadi titik balik, membantunya meruntuhkan hambatan-hambatan ini dan mendefinisikan dirinya kembali di mata dunia. Putri Ariani tidak lagi hanya didefinisikan oleh keterbatasan visualnya; ia dihargai karena bakat luar biasanya.
Prodigy musik ini mengambil inspirasi dari berbagai sumber, dengan mimpinya menjadi musisi terkenal seperti Stevie Wonder di Amerika atau Andrea Bocelli di Eropa. Ia bercita-cita menciptakan warisan untuk dirinya sendiri di dunia musik Asia.
Mengelola jadwal sibuk yang dipenuhi kegiatan musik, sekolah, dan keluarga mungkin terlihat menantang, tetapi Putri memiliki metode yang cocok baginya. Dengan metode pembelajaran online di sekolah dan guru-guru yang mendukung, ia dapat fokus pada studinya sambil terus mengejar hasratnya terhadap musik. Bukan hanya itu, keluarganya juga menjadi support system terkuat baginya, selalu berada di sisinya.
Ketika ditanya tentang apa karakteristik "The Alpha" menurutnya, Putri menggambarkannya sebagai kemampuan untuk memimpin diri sendiri, menolak pengaruh negatif, tetap kuat, dan merangkul cinta, kasih sayang, dan tujuan. Menjadi seorang alpha adalah tentang menjadi diri sendiri dan teguh di hadapan tantangan.
Jika kami harus merangkum Putri Ariani dalam kata-kata, itu akan menjadi "Kita mampu, kita berdaya, kita setara”. Inti dirinya terletak di hati, musik, dan cinta.
Orangtua Putri telah menjadi sumber motivasi yang konstan. Nasihat mereka sederhana, namun bermakna: "Terus menjadi diri sendiri, bersabar, jujur, tulus, dan memiliki iman."
Ketika ia melihat ke depan, mimpi-mimpi Putri Ariani sebesar bakatnya. Dalam lima tahun mendatang, ia bercita-cita untuk tur dunia, memenangkan penghargaan Grammy, dan melihat lagunya menduduki puncak tangga lagu di seluruh dunia.
Dengan tekad yang teguh dan bakat yang luar biasa, tidak diragukan lagi bahwa Putri Ariani siap untuk meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia musik.
Photos: Febi Ramdhan
Styling: Bung Bung Mangaraja
Asst. Stylist: Jasmine Ayunda
Makeup: Anjela from Puspita Martha International Beauty School
Hijab: Archidhita Ningroum